Sabtu, 04 September 2010

Silaturahim

SILATURAHIM berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah berarti menyambungkan kasih sayang. Kata shilah berasal dari kata washala yang memiliki makna sampai atau menyambung. Sementara rahim berasal dari akar kata rahima yang memiliki arti kasih sayang, saling berlaku lemah lembut, kekerabatan, atau kekeluargaan.


Islam, menempatkan silaturahim sebagai sesuatu yang penting yang menjadi kunci dari keberhasilan manusia dalam tugasnya menjadi khalifah. Silaturahim bahkan juga menjadi kunci, apakah seseorang berhak menjadi penghuni surga atau tidak.

Dalam praktiknya sehari-hari, ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk menjalin silaturahmi. Mulai dari senantiasa mengucapkan salam saat bertemu sesama muslim, menafkahi anak-anak yatim, menjalankan aturan muamalah secara benar, hingga saling mengucapkan maaf seperti yang umum kita lakukan menjelang Idul Fitri.

Terkait yang terakhir, kita juga mengenal banyak sekali cara yang biasa ditempuh untuk menyampaikannya. Yang ideal, tentu dengan bertemu dan secara langsung bermaaf- maafan. Namun cara yang lain juga tak kalah baik, misalnya melalui telepon, pesan singkat di telepon seluler, surat elektronik, atau kartu lebaran, terutama jika kesempatan bertemu sedikit sulit karena jarak atau kesibukan.

Sebagian beranggapan, menyampaikan pesan secara tertulis melalui kartu lebaran adalah cara yang paling menyenangkan hati karena punya banyak sekali kelebihan.

Kekuatan berkomunikasi dengan kartu lebaran jauh lebih bermakna karena panjang usianya. Visualisasi dan nilai kedekatan yang ada pada kartu lebaran, menjadi hal lebih yang tidak terdapat pada pesan-pesan serupa yang disampaikan melalui SMS. Sentuhan personal kartu lebaran dinilai mampu mewakili kehadiran seseorang, mewakili ungkapan hatinya, sekaligus dapat mengobati kerinduan.

Namun, kembali kepada makna silaturahim, apa pun cara yang kemudian kita jadikan pilihan, sungguh bukanlah masalah selama nilai yang esensial dari silaturahim tersebut ada, tak terabaikan.

Mengirim SMS, email, atau kartu lebaran hanya akan bermakna jika mengirimkannya dengan kesungguhan, ketulusan meminta maaf seraya berharap bahwa pesan itu sampai.

Itu sebabnya, keindahan kata serta bagus tidaknya kartu, kemudian tak pernah bisa kita jadikan ukuran dari kualitas silaturahim yang diharapkan. Banyaknya kartu yang kemudian dikirim juga bukan ukuran bahwa silaturahim terbina. Itu sebabnya pula, silaturahim jadi sulit dicerna ketika kita mengirimannya secara mekanik, sekadar mengirim, sekadar membalas pesan.

Silaturahim melalui surat, SMS atau email hanya akan berarti jika yang kita kirimkan itu adalah sebuah kejujuran. Kejujuran yang kita kirimkan sendiri, kita tulis sendiri, dan tentu saja dengan uang sendiri.

Minal aidin wal faidzin. Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua.

Tidak ada komentar: