Kamis, 23 Oktober 2008

Berita Follow Up


ADA banyak sekali cara untuk membuat pembaca "terikat" dengan sebuah suratkabar. Salah-satunya adalah dengan berita-berita follow up atau running news.

Secara sederhana, berita follow up atau running news dapat diterjemahkan sebagai kelanjutan sebuah berita atau berita yang terus bergulir dengan menampilkan hal-hal baru, baik berupa informasi, maupun sisi lain dari sebuah topik berita yang sebelumnya telah dimuat.

Umumnya, berita-berita yang dimuat secara running adalah berita-berita besar, menghebohkan, penting, atau sangat menarik hingga perkembangannya dari hari ke hari selalu dinanti pembaca.

Salah satu contoh, adalah ketika kasus mutilasi yang dilakukan oleh Ryan, Jagal dari Jombang terungkap tahun 2008.

Berita yang pertama bergulir adalah berita terkait penemuan mayat terpotong-potong di Jakarta. Saat itu, belum diketahui siapa pembunuhnya, kenapa dia dibunuh, siapa sebenarnya korban, bagaimana kehidupan korban sehari-hari, dan sebagainya.

Karena kasusnya sangat menarik, pembaca hampir bisa dipastikan akan selalu menanti perkembangan dari hasil penyelidikan polisi. Ketika dalam beberapa hari kemudian perkembangannya masih belum signifikan, maka wartawan akan menulis beragam hal terkait seperti sosok korban, peristiwa- peristiiwa serupa yang pernah terjadi, pandangan para ahli, dan sebagainya.

Selain untuk mengalihkan perhatian para pembaca karena perkembangan terbaru dari hasil penyelidikan belum ada, berita-berita ini harus dibuat untuk menjaga "suhu" agar ketika perkembangan terbaru muncul, ketertarikan pembaca terhadap berita tersebut masih tetap besar.

Bagi para wartawan, berita follow up juga sangat mengasyikan sekaligus menguntungkan jika mampu mengolahnya secara baik. Mengasyikkan karena mengikuti perkembangan sebuah peristiwa dan menelusurinya untuk memperoleh fakta-fakta baru adalah hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Wartawan akan merasa menjadi wartawan yang sesungguhnya, karena untuk jenis berita seperti ini ia akan dituntut melakukan investigasi sekaligus berkompetisi dengan wartawan dari media massa lain yang juga melakukan hal yang sama. Menyusuri sebuah beritav dengan cara ini juga membuat wartawan mendapatkan kemungkinan memperoleh fakta-fakta baru yang sangat mungkin justru jauh lebih heboh dari peristiwa awal yang sedang ia running.

Saat yang sama wartawan juga mempunyai keuntungan karena memiliki "cadangan" berita. Sesuatu yang pasti yang akan dikejarnya saat keluar dari rumah. Ia tak perlu lagi bingung memikirkan apa yang hari ini akan ia liput lantaran topiknya ada, tinggal mengembangkannya.

Namun, ada kalanya, berita-berita follow up menjadi sesuatu yang tidak menari untuk dibaca, baik karena penyajiannya yang asal-asalan, penggaliannya yang alakadarnya, atau karena topiknya memang tak cocok untuk dibuat secara running.

Agar berita-berita follow up yang Anda buat tetap menarik dan "bermanfaat" seperti yang seharusnya, paling tidak, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan.

1. Kelayakan Topik
Tak semua peristiwa layak untuk di-running. Untuk itu, kita harus menyeleksinya secara ketat. Hanya berita-berita yang besar atau dapat berpotensi menimbulkan sesuatu yang besar yang layak di-follow up. Berita yang layak di-follow up juga harus sangat menarik, baik dari sisi kepentingannya bagi masyarakat, kehebohannya, keganjilannya, keluarbiasaan peristiwanya, dan sebagainya.

2. Menimbulkan Rasa Penasaran
Sebuah berita follow up harus tetap menyisakan "misteri" bagi para pembacanya. "Misteri" harus diupayakan ada agar pembaca terus berminat membaca kelanjutan dari berita yang disajikan. Tonjolkan bahwa ada sesuatu yang belum selesai dan terpecahkan, dan itu akan terungkap dalam berita-berita selanjutnya. Sisipkan juga rumor-rumor yang beredar, berbagai fakta yang kontradiktif, serta beragam kemungkinan yang bisa saja terjadi pada hari-hari selanjutnya.

Rangkaian kalimat berikut bisa dijadikan contoh.

...benarkah ibunda Ryan terlibat dalam serangkaian pembunuhan yang dilakukan anaknya? Polisi masih mendalaminya...

3. Ingatkan Pembaca pada Berita Sebelumnya
Tak semua pembaca memiliki ingatan yang kuat tentang suatu peristiwa. Tak setiap pembaca juga mengikuti perkembangan sebuah berita secara kontinyu. Karena itulah dalam sebuah berita running, kilasan kisah sebelumnya, atau bagaimana kisah ini dimulai, tetap harus disajikan secara ringkas pada setiap berita follow up.

4. Pastikan selalu ada sesuatu yang baru dari berita follow up yang Anda buat. Jika perkembangan yang baru itu belum ada, berilah pembaca kisah- kisah berupa sisi yang lain dari berita yang di-follow up. Sebagai contoh, jika perkembangan penyelidikan polisi tentang kasus Ryan belum ada, Anda bisa menulis kisah tentang masa kecil Ryan, sahabat-sahabat Ryan, kebiasaan Ryan, siapa para korban, dan sebagainya.(arief permadi)

ARTIKEL TERKAIT

- Apa itu Berita
- Jenis-jenis Berita
- Ukuran Layak Berita
- Teknik Peliputan
- Bagaimana menulis lead, dll

KLIK DI SINI


Tidak ada komentar: