Sabtu, 13 September 2008

Bilangan

DI tengah hiruk-pikuk penanganan bencana alam Yogyakarta dan sekitarnya yang mengulang kasus di Nias tahun lalu, saya justru tidak tertarik untuk menulis apa-apa mengenai peristiwa itu. Kualifikasi saya jauh di bawah mereka yang telah menuliskannya. Oleh karena itu, saya akan membicarakan hal yang lain.

Kali ini, mari kita bicarakan masalah bilangan. Apa itu bilangan? Bilangan merupakan salah satu kitab yang terdapat di Perjanjian Lama. Namun, bukan ini tujuan saya menulis masalah ini. Menurut kamus yang sehari-harinya tergeletak di meja saya - yang terus terang sering meragukan mengingat bukan kamus standar, bilangan merupakan kata berkelas kata kata benda, yang didefinisikan sebagai jumlah, banyaknya benda, satuan jumlah, lingkungan daerah. Semua definisi itu memang akan membingungkan kalau terpisah dari konteksnya. Namun, percayalah bahwa kita semua akan memahaminya meski seringkali sulit menerjemahkan pemahaman tersebut.

Permasalahan yang sering muncul ialah terkait dengan penulisan bilangan. Bagaimana menuliskan bilangan dalam sebuah kalimat? Apakah dituliskan dengan angka atau dengan huruf? Untuk mengupas masalah ini, tentunya kita menggunakan definisi bilangan sebagai satuan jumlah.

Manakah yang benar dari kalimat berikut?

(a) 5000 orang lebih telah menjadi korban gempa Yogyakarta dan sekitarnya.
(b) Korban gempa Yogyakarta dan sekitarnya mencapai lebih dari 5000 orang.

Kedua kalimat di atas sama-sama keliru. Kalimat (a) menunjukkan kesalahan yang sangat pantang dilakukan seorang penulis, mengingat angka bilangan tidak boleh mengawali sebuah kalimat. Sedangkan kalimat (b), meskipun tidak diawali oleh angka, penulisan bilangan masih tidak tepat.

Lalu bagaimanakah menuliskan bilangan? Adakah hukumnya? Hal pertama yang perlu diingat ialah bahwa kalimat tidak boleh diawali dengan angka bilangan (lihat penjelasan di atas). Kedua, setiap angka bilangan yang terdiri dari setidaknya dua kata, harus ditulis dengan huruf. Penulisan dengan angka baru diperbolehkan bila terdiri dari tiga kata atau lebih. Ketiga, penulisan bilangan yang terdiri dari dua kata baru dapat ditulis dengan angka apabila beberapa bilangan dipakai secara berurutan untuk perincian atau pemaparan.

Bolehkah mengawali kalimat dengan bilangan? Tentu saja boleh. Syaratnya kita mengubahnya. Angka harus dituliskan dengan huruf. Dengan demikian, kalimat (a) di atas dapat menjadi kalimat (c) berikut, dan kalimat (b) menjadi (d).

(c) Lima ribu orang lebih telah menjadi korban gempa Yogyakarta dan sekitarnya.
(d) Korban gempa Yogyakarta dan sekitarnya mencapai lebih dari lima ribu orang.

Sedangkan penulisan bilangan yang terdiri dari tiga kata atau lebih ditulis dengan angka seperti (e) berikut.

(e) Saya tergerak untuk menyumbangkan 25 kotak mie instan, 125 lembar selimut, dan uang sebesar Rp 1.500.000 kepada korban bencana alam di Yogyakarta.

Lalu penulisan bilangan yang terdiri dari dua kata, namun digunakan sebagai suatu perincian misalnya seperti berikut ini.

(f) Kemarin saya membeli 10 komik baru, 4 pena berwarna hitam, dan 15 lembar kerta HVS.

Sumber Primer : http://pelitaku.sabda.org/. Penulis: Franco Lingua

Tidak ada komentar: