Jumat, 10 Oktober 2008

Nara Sumber

NARA sumber adalah orang yang terkait dengan rangkaian fakta yang akan diberitakan yang dimintai keteranganan, dan pernyataannya oleh seorang wartawan.


Secara umum, nara sumber ini terbagi dalam dua bagian besar, yakni nara sumber utama (primer), dan nara sumber pendamping (sekunder).

Nara sumber utama adalah orang yang terkait langsung dengan rangkaian fakta yang diberitakan. Jika kita ambil contoh sebuah peristiwa kebakaran, nara sumber utama terdiri dari korban yang selamat, para saksi mata yang terpilih (setelah diseleksi), dan orang yang ikut menangani kebakaran tersebut, seperti petugas pemadam kebakaran dan petugas kepolisian.

Untuk merekonstruksi peristiwa kebakaran dalam bentuk tulisan, keterangan dan pernyataan dari nara sumber utama mutlak diperlukan. Nara sumber utama adalah orang yang harus mendapat prioritas utama untuk "dikejar". Berita sering tak cukup layak untuk dapat menjadi lengkap tanpa adanya keterangan atau pernyataan dari nara sumber utama tersebut.

Nara sumber sekunder adalah orang yang sengaja dikaitkan wartawan karena keterangan dan pernyataannya dapat digunakan wartawan untuk memperkuat beritanya sekaligus memberi warna dalam tulisannya. Dalam peristiwa kebakaran, nara sumber sekunder seperti pengamat kebakaran, ketua RT, RW, pegawai kelurahan atau kecamatan, pihak rumah sakit, pihak BMG, dan sebagainya.

Terkait nara sumber, kita juga mengenal istilah nara sumber resmi, yakni orang yang pernyataannya dinilai mewakili dinas, instansi, atau lembaga resmi. Di lembaga pemerintahan, orang setingkat lurah, kades, camat, kepala dinas, kabag humas, atau orang-orang yang secara resmi ditunjuk untuk mewakilinya untuk memberikan pernyataan bisa disebut sebagai nara sumber resmi. Untuk banyak sekali peristiwa, kedudukan nara sumber resmi ini sangat penting, sebab keterangan yang diberikannya adalah keterangan resmi yang "memiliki kekuatan hukum".

Karena itu, sedapat mungkin seorang wartawan sebaiknya mendapatkan keterangan resmi itu dari level tertinggi dari lembaga, instansi, kantor, atau dinas yang ditujunya. Misalnya untuk tingkat dinas, pernyataan kepala dinas sedapat mungkin harus ia dapatkan. Tapi, jika tak mungkin, cari level yang setingkat di bawahnya, dan seterusnya, dengan catatan nara sumber tersebut masih dinilai pantas untuk mewakili dina tersebut. Level di bawah kpala dinas bisa saja wakil kepala dinas, para kepala bagian (yang terkait), atau kepala bagian humas, atau orang- orang yang secara resmi ditunjuk untuk memberikan pernyataan.

Selain nara sumber resmi, dunia kewartawanan juga mengenal apa yang disebut nara sumber tak resmi. Nara sumber tak resmi adalah orang-orang yang dinilai tahu tentang informasi yang diperlukan terkait sebuah berita. Mengutip pernyataannya tak dibenarkan kecuali disertai tanggapan dari sumber-sumber resmi.

Posisi nara sumber tak resmi ini juga sangat penting dalam sebuah proses peliputan berita. Sebab, informasi yang diberikannya seringkali akurat bahkan mengejutkan, dan kita tinggal mengonfirmasikannya dengan sumber-sumber resmi. (arief permadi)

Tidak ada komentar: