Kamis, 02 Mei 2013

Cascara, Sulit Melupakan Rasanya

Teh Sunda Hejo (Dokumentasi Klasik Beans)
MENYERUPUTNYA perlahan membuat rasa buahnya yang samar seperti berlari-larian, datang dan pergi di dinding mulut. Menyenangkan sekali.

Saya jadi teringat suasana di pedesaan di Pasir Angling, Cibodas, kaki Gunung Bukit Tunggul, tempat saya bermain 20 tahunan silam.
Entahlah. Mungkin karena aroma manisnya yang terasa amat bersahaja.

Malam itu, saya beruntung, teh dari kulit biji kopi itu masih ada. Yadi Mulyadi (41), pengelola kedai kopi Klasik Beans Sunda Hejo di Pasar Bunga Tegallega, masih menyisakannya sedikit untuk saya cicipi. Kami membahasnya sejak dua bulanan lalu. Namun, baru Jumat malam lalu kesempatan mencicipinya kesampaian.

Di kalangan petani kopi, teh dari kulit biji kopi bukan sesuatu yang asing. Para petani di Ethiopia sudah mengenalnya sejak lama sekali. Kabarnya, awalnya itu karena keterpaksaan karena di sana memang tak ada daun teh biasa.

Namun, belakangan, citarasa yang unik dari teh kulit biji kopi itu menyebar ke mana-mana. Orang-orang pun mulai memproduksinya secara khusus. Namanya pun beragam. Ada yang menyebutnya cascara. Namun, ada pula yang menyebut teh ini dengan istilah qishr, seperti yang dikenal di tempat asal terciptanya, di Abyssinia (Ethopia modern), abad 9 silam.

"Saya sendiri lebih suka menyebutnya teh Sunda Hejo. Kami mengolahnya sendiri dengan cara-cara yang khusus agar cita rasanya juga khusus. Coba saja. Sulit melupakan rasanya," kata Yadi.

Di luar negeri, kata Yadi, teh seperti ini sudah lebih dahulu populer. Banyak perusahaan kopi bahkan sengaja mengemasnya sedemikian rupa dalam kemasan yang cantik, lengkap dengan segala khasiat, yang intinya bahwa selain punya cita rasa yang unik, teh ini punya segudang manfaat. Mulai dari kandungan antioksidannya yang kuat yang dipercaya mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, atau kandungan kolagennya yang diyakini sanggup meremajakan kulit dan menghambat penuaan dini.

"Tapi yang pasti, teh ini lezat, dan tentu saja aman untuk dikonsumsi," ujarnya.br />
Seperti teh pada umumnya, menyajikan tek dari kulit biji kopi yang dikeringkan ini juga tidak terlalu rumit. Cukup dengan menyeduh sejumput teh ini di cangkir dengan air panas. Tunggu beberapa menit, dan teh kulit biji kopi ini pun siap dinikmati.

Seorang teman bilang, ada rasa anggur yang samar yang langsung terasa saat menyeruput teh ini. Saya rasa benar. Bahkan saya pikir tak samar, melainkan dominan.

Seperti halnya menyeduh kopi, Anda pun dapat bereksperimen untuk menemukan cita rasa terbaik yang sesuai dengan selera Anda. Anda bisa bermain di pola penyeduhan, suhu air yang diseduhkan, atau hal lainnya, seperti menambahkan madu, atau sedikit tetesan lemon jika Anda mau. 


Saya sendiri lebih suka menyeduhnya dengan air yang suhunya kira-kira 80-85-an derajat celcius. Mendiamkannya 5-8 menit sebelum menyeruputnya dan mendapatkan rasa yang terindah.

Tertarik untuk mencoba? Datang saja ke Tegallega. Siapa tahu masih ada..

Tidak ada komentar: